Selasa, 23 April 2019

Update BERITA TERBARU - Banyak komite kerja SPT bekerja sepanjang malam mempersiapkan dan menghitung suara untuk pemilihan presiden dan legislatif 17 April.

Khalid Syaifullah, kepala KPPS di kabupaten Kuranji di Padang, Sumatra Barat, mengatakan kepada Jakarta Post bahwa dia dan timnya belum tidur selama 29 jam karena mereka harus menyelesaikan penghitungan suara dan laporan pemilihan.

"Saya belum tidur dalam satu menit sejak saya tiba di TPS kemarin siang," kata Khalid, Kamis pagi. "Mari berharap kita bisa menyelesaikan laporan dan menyerahkannya ke komite pemilihan kabupaten [PPK] pukul 11 ​​pagi," katanya.

Ini bukan pertama kalinya Syaifullah menyelesaikan tugas yang begitu penting. Pria berusia 40 tahun ini telah bertugas untuk KPPS sejak rezim Orde Baru.

Pemilu adalah pemilu satu hari terbesar di dunia. Diperkirakan bahwa lebih dari 190 juta orang Indonesia memberikan suara di lebih dari 800.000 tempat pemungutan suara di seluruh negeri, dan bahwa 5 juta orang memantau tempat pemungutan suara untuk menghitung dan melaporkan hasil pemilihan.

Menurut Syaifullah, kesulitan yang dihadapi dalam pemeriksaan surat suara merupakan salah satu kendala dalam penghitungan dan komunikasi hasil pemilu. Beberapa pemilih, kata Syaifullah, tidak menusuk surat suara dengan benar, sehingga tanda itu tidak terlihat, memaksa anggota komite untuk memeriksa setiap surat suara dengan hati-hati untuk menghindari kesalahan.

Kendala lain adalah penghitungan suara legislatif sebanyak 20 lembar.

Di GST yang dikoordinasi oleh Syaifullah, yang memiliki 138 pemilih, penghitungan suara dimulai pukul 14:00. dan berakhir pukul 11 ​​malam Setiap suara diperhitungkan pada formulir. DOMINO ONLINE

Hasanah, kepala KPPS di Kabupaten Ciomas di Bogor, Jawa Barat, mengatakan dalam pemilihan umum tahun ini bahwa proses penghitungan suara memakan waktu lebih lama daripada dalam pemilihan umum 2014 karena diperlukan lebih banyak suara. Lima tahun lalu, para pemilih pergi ke tempat pemungutan suara pada hari-hari yang berbeda untuk memilih calon presiden dan legislatif.

Kelompoknya menyelesaikan penghitungan pada pukul 5:30 pagi pada hari Kamis, 16 jam setelah pemilihan, yang jauh lebih lama dari tahun 2014, ketika penghitungan dilakukan sebelum tengah malam pada hari pemungutan suara.

"Menjadi lebih sulit untuk melihat tanda pada surat suara di malam hari ketika kita mengantuk." Menyelesaikan laporan pemilihan juga rumit, "katanya, seraya menambahkan bahwa timnya telah bekerja sepanjang malam pada malam sebelumnya. pemilihan untuk mempersiapkan.

Di Batam, Kepulauan Riau, banyak pejabat KPPS harus bekerja sepanjang malam karena keterlambatan dalam kotak suara dan pengiriman surat oleh 500 TPS di lima kabupaten. Tiur Boru Napitupulu, seorang anggota KPPS di Kabupaten Bengkong, mengatakan ia membantu TPS dari jam 6 pagi sampai 11 malam. waktu setempat, dengan sedikit biaya.

Tiur juga mengatakan dia belum menerima pembayaran apa pun, meskipun pemilihan umum telah berakhir. Menurut Tiur, staf akan menerima IDR 500.000 ($ 35,54) untuk pekerjaan mereka.

"Mungkin kami akan menerima pembayaran tambahan karena kami bekerja lembur," kata Tiur.

Hasanah mengatakan dia berharap bahwa pejabat terpilih akan dapat dipercaya dan bersedia untuk melayani rakyat, sehingga pekerjaan jutaan orang tidak akan sia-sia.

"Kami benar-benar tidak membutuhkan gaji yang lebih baik atau apa pun, itu cukup bahwa para pemimpin melakukan pekerjaan mereka, ada rasa bangga melihat pemilu berjalan normal," katanya. dia menyatakan.